Jakarta – Cakranusantara.net | Kematian Brigadir Polisi Setyo Herlambang, ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Pol Daniel Adityajaya yang disangka sebagai ajudan tapi Pengawal Pribadi Kapolda, meninggal dunia akibat kecelakaan kelalaian korban membersihkan senjata api (Senpi) jenis HS-9 berresgistras NO.HS178837 yang mengenai dada kirinya hingga tembus ke punggung di dalam kamar pribadi ajudan Tanjung selor Bulungan Kaltara pada Jum’at (22/9/2022) sekitar pukul 13.10 WIB.
“Mendengar kabar kematiannya pihak keluarga yang ditinggal di desa Sumberagung, Weleri, Kendal, Jawa Tengah menghubungi pihak IPW pimpinan Sugeng Teguh Santoso untuk mendesak investigasi dan forensik lebih mendalam penyebab kematiannya. Pihak IPW dan keluarga tidak percaya tidak mungkin saat jam kerja korban berada dalam kamar dan ceroboh membersihkan Senpinya,” hal itu diungkapkan oleh Dr Kurnia Zakaria selaku pakar hukum dan juga Dosen pada sejumlah Universitas ternama di Jakarta.
Istrinya Devi Fatmasari (28) sedang hamil tua anak kedua di RS Bhayangkara Semarang ditemani anak laki-laki pertamanya yang masih dibawah umur lima tahun (Balita) dan kakaknya Agus Dwi Jatmiko menunggu hasil Autopsi foreksi ulang di RS Bhayangkara Semarang walaupun sebelumnya sempat diforeksi di RSUD Tarakan Kaltara, sangat heran karena baru saja korban dan Kakak iparnya sempat bertelepon menanyakan kabar keluarganya dan istrinya di Kendal pada Jum’at (22/9) sekira jam 11.00 WIB.
“Kematian Brigadir Setyo Herlambang Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara tersebut seakan-akan mengulang kejadian pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J yang ditembak atasannya Irjen Pol Ferdy Sambo Juli 2022 lalu. Kemudian Bripka AS anggota Polres Samosir Polda Sumut bunuh diri pada 23/01/2023 karena minum sianida. 25/03/2023 staf pribadi Kapolda Gorontalo mati bunuh diri di dalam mobil di Jl. Lingkar Gorontalo. 31/03/2023 anggota Ditsamapta Polda banten Bripka DA bunuh diri di rumahnya Griya Baladika Asri, Kota Serang Banten. 23/07/2023 anggota Densus 88 Bripda Igantius Dwi Frisco Sirage tewas dibunuh rekannya sendiri Bripda IMD dan Bripka IG di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri Kabupaten Bogor masalah jual beli senpi rakitan atau milik Polri ?
Senjata pistol HS-9 jenis senjata striker fired gun berkapasitas 16 peluru kaliber 9mm. Berstruktur bingkai HS-9 memungkinkan posisi tangan lebih tinggi saat jari dipelatuk senjata sehingga dapat menembak dengan cepat dan terarah. Berat kosong 700 gram, magasin tanpa peluru beratnya 86 gram, Panjang 180,5mm, tinggi 140 mm dan lebar 33 mm. Dan yang memakai senjata ini anggota polisi dari Korps Brimob Polri sesuai aturan PERKAP No.1 Tahun 2022. Ini juga yang dipakai oleh Almarhum Yosua, sedangkan dipegang Bharada Eliezer Glock 17. Kedua senjata api ini setipe. HS-9 adalah produk IM Metal tahun 1991 di Ozajl Kroasia, tahun 2000 pindah ke kota Karlovac Kroasia. Punya Pengaman Loaded Chamber Indicator dan Firig Pin Status Indicator. Grip safety, Tingger Safety dan Firing pin Block/Drop safety. Terbuat dari logam Polimer anti suhu ekstrim, suhu panas, anti karat. Mempunyai Trigger Safety System artinya senjata api ini bila terjatuh arau terlempar membentur benda keras tidak akan meladak atau menembak sendiri, Grip System mencegah pistol bisa menembak sendiri tanpa menekan secara bersamaan Trigger. Ada lampu indikator bahwa ada putaran peluru di chamber magasin. Harga sarungnya HS-9 sekitar 400 ribu rupiah hingga yang original 750 ribu rupiah. Harga senjata api secra resmi diatas 3-5 juta rupiah sepucuk, tetapi ada harga pasaran gelap (llegal) bisa sampai 10 juta rupiah per pucuk. Jarak tembak menembak tepat menggunakan HS-9 hanya paling sejauh 10 m.
Tembakan ke Dada Kiri tembus belakang akan menyebabkan Sakit Jantung, Angina (nyeri akibat terhambatnya peredaran darah pada jantung), Heartburn adalah asam lambung hingga kerongkongan, Perikardium adalah rusaknya pelapis tipis pada jantung, Aneurisma aorta artinya pecahnya pembuluh arteri ke jantung, Sakit Dada akibat terjatuh sehingga berakibat kanker paru-paru.
Penyebab kematian secara mendadak adalah Penyakit Jantung Koroner, Epilepsi atau ayan, Emboli paru atau gumpalan darah penyumbat arteri paru-paru, stroke, keracunan obat-obatan, diseksi aorta atau robeknya pembuluh darah arteri atau gagal ginjal, dan Sleep apnea atau angin duduk. Matinya orang yang utama adalah Terhambatnya pernafasan (sesak nafas akibat tenggelam atau benturan berat pada paru-paru), pecahnya pembuluh darah di otak dan berhentinya detak jantung akibat robeknya/rusak tidak berfungsi jantung.
Sedangkan bila Brigadir Setyo dianggap lalai akibat membersihkan senjata apinya HS-9 agak mustahil menurut Kurnia Zakaria karena senjata semi otomatis ini berlapis pengaman senjata. Jika bunuh diri artinya HARUS ADA TEST PSIKOLOGIS KLINIS RUTIN dan Prosedur Tetap pemegang senjata. Pola rekruitmen polisi ditinjau ulang menyangkut kejiwaan anggota polisi. Aura besi pada senjata juga menyebabkan pengaruh psikis orang yang memegang mudah tempramental, minder, stress sehingga mudah emosional. Bila mau bunuh diri mungkin penyebabnya almarhum punya masalah utang piutang atau kesulitan keuangan atau adanya masalah keluarga atau depressi karena tekanan pekerjaan atau masalah rumah tangga atau punya masalah kesehatan yang senmakin parah dan tidak bisa disembuhkan. Pola Pelatihan dan skill menembak perlu ada peninjauan ulang secara rutin. Indikasi perubahan psikis seseorang perlu peranan Pembimbing mental maupun rohani lebih yang peka terhadap anggota polisi. Rasa keegoan dan perasaan lebih jago perlu diindetifikasi sejak dini bagi para pemegang senjata. Bila lalai berarti ada kesalahan dalam pola rekruitmen polisi. Arinya Transparansi Presisi Polri harus menjadikan pola kinerja anggota Polri. Anggota Polisi sebagai Pengayom, Jujur, Adil dan Obyektif sudah menjadi Karakter semua anggota Polri. Semoga Pemeriksa Autopsi melibatkan Pihak Asosiasi Dokter Forensik IDI dan terbuka. Semoga tidak ada Dusta diantara kita, ada apa dengan cinta?
(Rmn UBK)
Komentar