Cakranusantara.net, Pati | Kades Tlogoharum, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati seakan mendukung premanisme di wilayahnya. Penelusuran awak media dan hasil investigasi mengarah kepada sikap provokatif, 17 Oktober 2024.
Para awak media pencari fakta tentang Kades yang bersikap tidak adil kepada warganya, diduga karena korban bukan konstituennya dalam politik atau mungkin karena pelaku dari keluarga kaya dan terpandang.
Di saat keluarga korban menanti niat baik pelaku untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan, namun penantian tersebut dibalas dengan tantangan dari kepala desa karena terbukti korban belum membuat laporan tentang penganiayaan tetapi malah dibales dengan tantangan melaporkan korban ke Polsek Wedarijaksa, Polresta Pati.
Penelusuran awak media mendapati kenyataan bahwa pelaku telah melaporkan korban di Polsek Wedarijaksa seperti yang disampaikan Kapolsek Wedarijaksa, AKP Suntoro yang membenarkan itu, jika memang ada yang membuat aduan ke Polsek Wedarijaksa tadi jam 14.00 WIB terkait kasus penganiayaan di Desa Tlogoharum. Namun untuk mengetahui siapa korban dan pelaku kita harus melakukan penyelidikan terlebih dahulu,” jawab AKP Suntoro saat dihubungi Via Phone Celluler (15/10).
Untuk mendapat keterangan lebih lanjut, awak media crosschek ke Kades, namun dia menyangkal kalau mendampingi. Saya kebetulan waktu itu di kantor kecamatan yang jaraknya dekat dengan Polsek, karena saya di telepon dan ditangisi warga ya saya datang, itupun saya di luar ruangan, saat Vian di tanya-tanya oleh Reskrim,” jawab Kades.
Saat disinggung, bukankah sikap tersebut berat sebelah, sesuai yang disampaikan oleh keluarga korban bahwa Kades pilih kasih?. Menjawab
“Bukan pilih kasih, namun andaikan dari keluarga Eko Pranoto meminta saya sebagai Kades pun siap untuk datang,” timpal Kades.
Kenapa kok tidak didamaikan?. Manaf tetap mengelak, ya tidak harus sekarang dong, kan juga harus dilihat kondisi kesehatan dan ini waktunya juga sudah malam, saya ini kondisi sakit jadi tidak bisa dipaksakan.
“Sembari, menunjukkan sekeranjang obat di depan para awak media oleh istri Kades, ini lho Mas, bapaknya lagi sakit, obatnya segini banyaknya, tolong mohon dimaklumi,” ketus istri Kades.
Sebenarnya masih ada waktu, kalau memang kondisi Kades tidak sehat tinggal menelpon keluarga pelaku, namun Kades menolak dengan dalih kondisi kesehatannya dan sudah malam. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 18.30 WIB, saat para awak media bertandang ke rumah Kades Tlogoarum yang berada di Desa Dukutalit, Kecamatan Juwana pada (15/10) lalu.
Hal ini jelas menunjukkan ketidakmauan Kades untuk mendamaikan warganya. Fatimah, Bibi korban yang ikut hadir dalam peristiwa tersebut pun geram dan mencapai ambang batas kesabaran. Karena usaha damai ditolak secara halus oleh sang Kades.
Akhirnya saat itu juga korban diajak Fatimah untuk melanjutkan laporannya di Polresta Pati, untuk melaporkan pelaku yang dilaporkan dengan dua laporan tertanggal 15/10 pukul 20.00 WIB hingga larut malam, awak media memantau jalannya proses.
Berdasarkan bukti dan saksi-saksi yang kuat, unit Reskrim melalui gelar perkara malam itu juga kasus sudah berstatus penyidikan dan pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pada keesokan harinya tim Resmob Polresta Pati melakukan pengintaian, meng eksekusi pelaku hingga malam hari. Lantaran Bibi korban berhasil memancing pelaku agar datang ke rumah orang tua korban, dimana korban posisi berduka atas meninggalnya sang ayah, dan malam itu sedang ada acara melekan tiga hari, sehingga posisi rumah korban ramai.
Pelaku yang diinvestigasi oleh awak media telah mengakui perbuatannya, dengan sikap menunduk lesu juga mengakui perbuatannya. Selain menganiaya Eko Pranoto juga mengeroyok Karyono (adik korban) di balai desa Tlogoharum.
Terbongkar boroknya, Kades yang tidak adil karena saat diklarifikasi oleh awak media disaksikan puluhan warga yang hadir pada acara melekan. Bahwa Manaf lah yang menyuruh laporan.
“Sumpah, demi Allah saya disuruh Pak Manaf untuk melaporkan, katanya untuk mengimbangi laporan dari Eko Pranoto,” ungkap ayah pelaku yang disaksikan oleh puluhan orang yang hadir.
Salah satu warga kepada media merasakan Iba dan kasihan, sebab orang tuanya baru saja meninggal malah dianiaya, Kades bukan mendamaikan malah terkesan memprovokasi, sangat kami sayangkan sikap Kades tersebut,” ungkapnya.
Disaat pemerintah bersama Aparat Penegak Hukum (APH) gencar perangi premanisme, namun berbanding terbalik dengan Kades Tlogoarum, Manaf yang seakan memelihara premanisme di desanya. Bukannya membuat kondusif malah menjadi sang provokatif, hal tersebut sangat disayangkan warga yang hadir menyaksikan dan mendengarkan pernyataan orang tua pelaku.
Ada bekas lebam disekitar mata Vian, mungkin itu sebagai dasar laporannya, namun menurut kesaksian korban dan saksi mata, tidak tahu tentang itu, karena tidak ada yang merasa memukulnya hingga lebam seperti itu. Tim
Baca Juga : Vian Ketua Geng Blok M Desa Tlogoarum Wedarijaksa Akhirnya Dikecrek Polisi
Komentar