oleh

JMQH Rebut Pembangunan Keagamaan di Jateng

SEMARANG – Meski baru berumur dua tahun sejak didirikan atau dideklarasikan. Organisasi para hafidzah yang tergabung dalam Jami’iyyah Mudarasatil Qur’an Lil Hafizhat (JMQH)  jaringannya kini mulai menggurita.

Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah Ning Nawal Arafah Yasin memberikan apresiasi positif keberadaan organisasi yang awalnya didirikan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pada 2019 silam.

“Awal mula memang berdirinya JMQH itu kita deklarasikan di Jateng. Dan sekarang luar biasa. Jawa Timur, Jawa Barat, sekarang sudah melakukan deklarasi. Sampai pada hari ini, deklarasi pengurus Provinsi Jabar, di Karawang, kemarin di Banten, dan di Jatim juga sudah terbentuk,” kata Ning Nawal usai memberikan tausyiah dalam kegiatan Harlah ke-2 JMQH Kota Semarang di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja Sekaran Gunungpati Kota Semarang,  Minggu (28/11).

Menurut Ning Nawal, organisasi JMQH sangat membantu para hafidzah untuk menemukan rutinitas-rutinitas dalam menjaga Al-Qur’an. Sebab, organisasi ini sudah memiliki peraturan-peraturan yang tertata dengan baik. Misalnya, setiap kali diselenggarakan pertemuan, sudah ada target berapa juz yang mesti diselesaikan. Sehingga, ini bisa menjadi syiar Al-Qur’an.

Kegiatan itu, tidak hanya punya dampak positif bagi para anggotanya. Tetapi, secara tidak langsung juga membantu pembangunan keagamaan di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai contoh, pemenang tilawatil qur’an dari Jawa Tengah dalam Seleksi Tilawatil Qur’an di Maluku Utara belum lama ini, adalah didikan dari JMQH.

“Alhamdulillah, JMQH juga masuk binaan LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an). Di LPTQ ini dia bisa mencetak beberapa ahli Qur’an yang kemudian kita rekrut pada waktu STQ di Maluku. Diantaranya seperti yang beberapa dari cabang MHQ (Musabaqah Hifzil Qur’an) 10 juz. Juga yang menang di tilawatil qur’an juga didikan dari JMQH. JMQH telah berkontribusi baik untuk bagaimana melestarikan ajaran Qur’an di Jateng,”urainya. 

Ketua JMQH Kota Semarang, Nailul Izzah AH mengatakan, Jamiyyah Mudarasatil Qur’an lil Hafidzat (JMQH) bukan sebatas perkumpulan ibu-ibu untuk bertadarus, lebih dari itu memiliki visi-misi yang jelas.”Ini saya dipeseni Umi Maftuhah, AH (Ketua Umum JMQH) untuk terus  menggencarkan sosialisasi tentang visi misi JMQH kepada khalayak,”ucapnya.

Nailul Izzah-yang akrab disapa Ning Iin membeber, beberapa misi JMQH itu diantaranya; memperbaiki bacaan Al-Qur’an sebagaimana perintah untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil, memahami isi Al-Qur’an, dan membina keluarga sakinah serta mencetak generasi penerus penghafal Al-Qur’an. 

“JMQH memiliki misi yang aktivitasnya direalisasikan dalam tiga gerakan. Yakni; gerakan baca tartil, gerakan buka tafsir, dan gerakan buah tahfidz,”jelasnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Durrotu Aswaja, Kyai Agus Ramadhan selaku tuan rumah menambahkan, cukup bagus dan menarik tema diangkat dalam harlah JMQH ke-2 tahun ini, yakni; hafidzah berkiprah, Indonesia barokah.

“Dengan tema harlah tersebut, mudah-mudahan tidak hanya sekedar menjadi tema saja, tetapi benar-benar bisa memberikan keberkahan dan juga manfaat bagi Indonesia raya,”harap Kiai Agus.

Acara yang diikuti lebih dari 200 para penghafal Alquran putri (hafidzah) se-Kota Semarang ini, selain dibarengkan dengan pengajian empat bulanan, sebagai wujud nyata para hafidzah untuk berkiprah, mereka juga menyantuni anak yatim, dalam kesempatan ini ada 16 anak yatim yang diberikan santunan.

(wa)

Komentar

Tinggalkan Balasan