oleh

Para Petani Ketela Pusing, Harga Anjlok Bakal Tak Mampu Bayar Bank

CAKRANUSANTARA.NET, PATI || Para petani ketela di wilayah Kabupaten Pati mulai resah. Lantaran harganya anjlok, sehingga para petani mengalami kerugian yang signifikan.

Suyanto salah satu petani asal Desa Gesengan, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati mengaku, bahwa kondisi petani saat ini memprihatinkan. Ia berharap agar ada peran pemerintah untuk bisa menstabilkan harga ketela.

“Kami berharap pemerintah tidak tinggal diam, karena anjloknya harga ketela, membuat para petani merugi,” ungkapnya, Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, Para petani ketela di wilayah Pati rata-rata menggarap sawah dengan sistem sewa lahan dengan kisaran Rp. 15 sampai Rp. 20 juta per hektar. Dalam satu tahun per 1 hektar, para petani bisa memanen tanaman ketela hingga 20 sampai 23 ton.

“Untuk harga ketela per kg saat ini Rp 1.700, dan per kwintal 170 kg, kalau tanpa potongan Rp. 800, tapi dengan harga itu untuk biaya operasional bongkar muat dan lain-lain sangat kurang,” keluhnya.

Saat ini, Lanjut Suyanto yang juga Kepala Desa Gesengan mengaku bahwa para petani ketela sudah pusing, banyak yang belum memanen tanaman ketelanya dengan alasan harganya masih anjlok, sehingga banyak yang belum dipanen

“Para petani ketela saat ini mumet, dan belum mencabut ketelanya karena harga dianggap tidak sesuai, padahal banyak ketela yang usianya sudah tua,” ucapnya

Dia berharap adanya solusi dari pemerintah pusat, agar memperhatikan harga tanaman ketela supaya stabil. Agar putaran keuangan juga lancar karena modal tanan pinjam dari bank.

“Para petani rata-rata banyak yang pinjam uang dari bank untuk modal usaha tanam ketela, kalau harganya anjlok begini, para petani pusing tidak bakal mampu lagi membayar bank,” pintanya. Rohman

Komentar

Tinggalkan Balasan