PATI – Walaupun masih dalam masa pandemi, menjelang perayaan Natal di berbagai daerah sudah terasa uforianya, salah satunya di GEREJA INJILI di TANAH JAWA(GITJ) Gembong salah satunya yang membuat ikon Natal memakai material Seribu sapu lidi di hias bunga pinus.
Dengan mengambil tema “Kasih Kristus” Menggerakan PERSAUDARAAN Demi Mewujudkan KESAKSIAN panitia Natal GITJ Gembong mencoba memikirkan bersama tentang matrial apa yang bisa di pakai untuk membuat ikon Natal sebagai simbol dari persaudaraan dan persatuan, yang akhirnya terarahlah pada sapu lidi dan bunga pinus sebagai hiasannya.
Utami salah satu panitia Natal GITJ gembong saat di temui awak media mengatakan sapu lidi adalah simbol dari persatuan yang maknanya sangat mendalam dan bunga pinus merupakan simbol keindahan dalam bentuk kesederhanaan, selain bunga pinus awet dan tidak mudah rusak juga menjadi harapan kesatuan dan persaudaraan warga di GITJ gembong berharap seperti itu, tidak akan mudah rusak namun tetap indah di pandang mata sehingga bisa menjadi kesaksian.
“Jika hanya satu lidi maka lidi ini tidak mempunyai kekuatan apapun, tetapi setelah di ikat menjadi satu akan memiliki kekuatan yang utuh dan sulit untuk di patahkan,”Jelasnya.
Ikon Natal 2021 GITJ Gembong memiliki tinggi 5 m, dan diameter 120 cm, dan di kerjakan menghabiskan waktu hampir satu bulan ini menghabiskan kurang lebih 1000 ikat sapu lidi,yang di dapat secara kolektif dari jemaat GITJ Gembong,dan pengumpulan bahan sampai finishing pengerjaan di lakukan secara gotong royong oleh panitia yang sebagian besar dari wilayah persekutuan Dukuh Rubiyah Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah karena kebetulan tahun ini yang mendapat tanggung jawab dari majelis gereja sebagai panitia Hari Raya adalah jemaat wilayah Rubiah.
“Karena ini adalah ikon Natal kami warga jemaat GITJ Gembong, maka berkontribusi untuk mengumpulkan per KK (Kepala keluarga) satu ikat sapu lidi dan untuk hiasan bunga pinus kami mencarinya bersama di hutan pinus kajar dan colo gunung Muria, juga kami dapat dari Gunung sari Kecamatan Tlogowungu,”ungkap Utami yang juga penggagas ide ikon Natal dari sapu lidi.
(*/tejo)
Komentar