oleh

CV Sosrobahu Indo Perkasa Seakan tidak Bertanggungjawab Dengan Rusaknya Wisata Desa Tunggulsari

PATI – Memiliki sebuah Tempat wisata merupakan salah satu harapan setiap Desa di Kabupaten Pati menuju Desa mandiri, namun yang terjadi di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah justru berbalik, Pekerjaan tender dari Kementerian Perikanan dan Kelautan yang nilainya milyaran kini sudah rusak parah seakan-akan tidak ada pertanggung jawaban.

Berdasarkan data yang dihimpun media ini berawal dari keluhan masyarakat setempat mengeluhkan rusaknya akses jalan menuju tempat wisata serta robohnya sebagian jalur tracking dan gasebo selfie menjadi kendala sehingga menjadikan pengunjung malas untuk ketempat tersebut.

“Dulu ketika baru jadi, saya akui sangat indah wisata disini, tetapi karena faktor alam dapat merusak sebagian tempat wisata tersebut. Informasinya bangunan ini dihantam ombak dan langsung roboh. Yang disayangkan, mosok pembagunan senilai Milyaran tidak diperhitungkan dulu, kan buang-buang anggaran saja kalau kayak gini,”ucap Matcik pengunjung wisata, saat ditemui wartawan, Kamis (23/12/2021).

Sementara kelompok pengelola tempat wisata itu, Suwondo menjelaskan, untuk akses jalan menuju tempat wisata memang dari dulu sudah rusak. Kerusakan terjadi karena adanya pembangunan proyek Desa Wisata Mina Mangrove Tunggulsari. Hanya saja jalur tracking dan gasebo selfie rusaknya karena faktor alam pada bulan Mei 2021 lalu hingga saat ini,”ungkap Wondo.

Sepinya pengunjung karena banyak bangunan yang rusak. Padahal usia bangunan kala itu baru berumur 5 bulan. Hal ini bisa dilihat dari peresmian di awal Tahun 2021 dan rusak di bulan Mei 2021. Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah khususnya pihak rekanan untuk bertanggung jawab membenahinya yang saat itu masih tahap perawatan namun sudah rusak,”tambahnya.

Soal bangunan, silahkan tanyakan kepada pelaksana kegiatan, saya tidak mudeng. Setau saya pihak desa tidak mengetahui penghitungan keseluruhan spesifikasi bangunan. Desa hanya dilibatkan untuk tenaganya, itupun tidak semua hanya beberapa warga saja,”tandasnya.

Dirinya mengharapkan, kepada Pemerintah Pusat atau Instansi terkait, supaya Desa Wisata Mina Mangrove Tunggulsari bisa diperbaiki kembali seperti dulu. Mengingat potensi wisatanya luar biasa dan bisa mendatangkan pendapatan desa dari sektor wisata, walau Bumdes Jaya Sari yang ditunjuk sebagai pemgelola.

Kepala Desa setempat, Yudi  saat di konfirmasi di ruang kerjanya mengatakan jika pekerjaan tersebut bukan pekerjaan Desa mas namun dikerjakan oleh pihak ketiga yang di kerjakan oleh rekanan CV. Sosrobahu Indo Perkasa dengan nilai tander Rp. 1.050.000.000 (Satu milyar lima puluh juta rupiah) dengan waktu 66 hari yang di mulai  pada 27 Oktober dan selesai pada akhir Desember 2020 lalu,”katanya, Jum’at (24/12/2021)

Disinggung apakah pihak desa sudah menghubungi pihak rekanan yang melaksanakan pekerjaan tersebut yang terkesan proyek tersebut dekerjakan hanya dengan asal-asalan/ asal jadi karena baru keterjang ombak sekali saja sudah hancur,menjawab sudah mas lewat berita acara yang kita sampaikan namun jawabnya kita menunggu full up dari kementerian ya.

“Namun  belum ada tindak lanjut dari pihak rekanan untuk melakukan perbaikan sama sekali sampai sekarang dan kami (pihak Desa) memiliki dokumentasinya  saat itu,”imbuhnya.

Penyerahan Aset atau BAST (berita acara serah terima) saat itu bukan Kepala Desa (Kades) yang menerima namun saya baru dikasih (Dokumentasi) saat saya diminta untuk membuat berita acara, karena itu fungsinya untuk Desa saya, bagaimana caranya agar ada penanganan yang kelihatannya sanksi ya kami buat berita acara untuk Dokumentasi.

“Serah terima Aset itu bukan saya  penerimanya mas dan saya juga  tidak di ajak ‘waktu itu’ namun penerimanya kelompok pengelola wisata tersebut, saya baru di kasih file serah terima Aset ketika saya diminta untuk membuat berita acara tentang kerusakan itu,”tandasnya.

(RN-Tim)

Komentar

Tinggalkan Balasan