Sejarah – Cakranusantara.net | Rapat raksasa lapangan ikada terjadi pada tanggal 19 september 1945, saat soekarno memberikan pidato singkat dihadapan 200 ribu rakyat Indonesia dilapangan ikada dalam rangka memperingati 1 bulan proklamasi kemerdekan.
Diberbagai tempat, masyarakat dengan dipelopori para pemuda menyelenggarakan rapat dan demonstrasi untuk membulatkan tekad menyambut kemerdekaan.
Di lapangan ikada Jakarta di pelopori komite van aksi. Makna rapat raksasa antara lain:
– Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah republik Indonesia dengan rakyatnya.
– Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah republik Indonesia terhadap rakyat.
– Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.
– Rakyat mendukung pemerintah yang baru terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan.
2. Isi dekrit presiden 5 juli 1959 1. Dibubarkannya konstituante 2. Diberlakukannya kembali UUD 1945
3. Tidak berlakunya lagi UUD 1950
4. Dibentuknya majelis permusyawaratan rakyat sementara (MPRS) dan dewan pertimbangan agung sementara (DPAS) yang diberlakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
3. Isi dari pidato presiden soekarno adalah mengajak rakyat untuk menolak pemberontakan PKI madiun dengan slogan “pilih sukarno-hatta atau muso dengan PKI-nya”.
Dampaknya terhadap pemberontakan PKI madiun adalah melemahnya dukungan terhadap PKI dan akhirnya pemberontakan ini berhasil di berantas.
Pemberontakan PKI di madiun meletus pada 18 september 1948. Pemberontakan ini di akibatkan kekecewaan terhadap hasil perjanjian renville yang disepakati pada 17 Januari 1948.
Perjanjian ini dianggap merugikan Indonesia, karena perjanjian ini membuat dikuasainya banyak wilayah oleh belanda.
Selain itu, PKI juga menolak rasionalisasi jumlah prajuri TNI, karena dapat mengurangi jumlah kader PKI di TNI.
Pemberontakan PKI di madiun di pimpin oleh musso dan amir syarifudin, didukung PKI dan FDR. Para pemberontak merebut kendali atas kota madiun dan membunuh pejabat yang setia pada pemerintah Indonesia.
Menanggapi pemberontakan ini, presiden soekarno membacakan pidato yang mengajak rakyat menolak PKI dan tetap mendukung upaya pemerintah untuk mempertahankan kemerdekaan.
Pemberontakan PKI di madiun setelah pemerintah mengirimkan pasukan TNI (divisi siliwangi) dibawah pimpinan abdul haris nasution. Pemberontakan berhasil ditumpas dan para pemimpinnya, yaitu musso dan amir syamsuddin, ditangkap dan dieksekusi.
4. Pembagian itu bisa diartikan bahwa revolusi Indonesia antara tahun 1945 sampai tahun 1950, masih berlangsung secara fisik yaitu kekuatan tentara rakyat melawan serdadu-tentara kolonial sebagai periode physical revolution.
Dalam periode survivel kembalinya pejabat Negara boneka belanda bergabung dengan kekuatan rakyat republik ke Indonesia serikat (RIS).
Hasil pemilu pertama 1956 PNI, Masyumi, NU, PKI yang mewakili posisi fraksi fraksi MPRS kecuali masyumi diganti TNI dan di dekrit presiden Soekarno 5 Juli 1959 berisi kembali ke UUD 1945, Bubarkan konstituante dan bentuk DPR / MPR.
Selanjutnya presiden soekarno (Bung Karno) pidato 17 Agustus 1959 berjudul “ Menemukan kembali revolusi kita”.
Bung Karno menegaskan dasar dan tujuan revolusi Indonesia adalah kongruen dengan Sociale Conscience of Men, keadilan sosial dan kemerdekaan adalah dituntutan budi-nurani yang universal.
Karena itu, janganlah ada diantara kita yang mau meamandir dan memoduler dasar dan tujuan revolusi kita itu retoling (perombakan) pada semua alat-alat perjuangan, alat-alat kekuasaan Negara. Retooling alat alat produksi – distribusi. Retooling ormas-ormas parpol. Badan-badan sosial dan ekonomi. Ternyata kembali ke UUD 1945 dan jiwa revolusi disambut semangat seluruh rakyat.
Suasana revolusioner menyentuh cakrawala Indonesia dikalangan muda yaitu ormas-ormas pemuda dari berbagai partai politik puncaknya sebagai periode investment terbentuk front nasional pembebasan irian barat (papua) mengambil alih semua perusahaan milik belanda, inggris, amerika menjadi milik pemerintah atau perusahaan nasional.
Maka dari pada itu tanggal 19 Desember 1961 Bung Karno mengomandokan trikora yaitu tiga komando rakyat berisi :
1. Gagalkan berdirinya Negara boneka papua
2. Kibarkan sang saka merah putih diseluruh irian barat (papua sekarang)
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum Dan sebagaimana dibuktikan oleh sejarah bahwa pada tanggal 1 mei 1963 penyerahan administrasi kepada Indonesia dan pemulihan kembali hubungan diplomatic antara kedua Negara (Indonesia-belanda) dengan resmi irian barat kembali kepangkuan Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI).
Begitulah kegigihan perjuangan oleh pemimpin besar revolusi Indonesia Bung Karno untuk Indonesia waktu dulu.
(CN)
Komentar