Jakarta – Cakranusantara.net | Invasi Indonesia memasuki Timor Leste sejak 7 Desember 1975 hingga 17 Juli 1976, dengan Operasi Seroja atas permintaan rakyat Timor Leste dibawah Pimpinan Arnaldo dos Reis Araujo dan Francisco Xavier Lopes de Cruz sebagai ketua Partai Klibur Qcan Timor Asuawan (Kota), Uni Demokrasi Timor Party (UDT), dan Associacau Popular Demoradea de Timor pro Referendo (Apodeti), yang menyatakan ingin bergabung ke Indonesia atas amanat Deklarasi Balibo 30 November 1975 dengan dukungan Amerika Serikat (AS) dan Australia dengan dalih antikolonialisme dan antikomunis untuk mengulingkan pemerintahan Fretilin (Freete Revolucianaria de Timor Leste Independen), atau Front Revolusi Kemerdekaan Timor Leste yang berhaluan Komunis.
Dalam Revolusi Bunga mengkudeta Gubernur Jendral Portugis (Portugal) Lemus Pires berkedudukan di kota Dili pada 28 November 1975 diana Fretelin yang memberontak sejak tahun 1974, di Pulau Timor, dimana Portugal menduduki sejak tahun 1520 dan tahun 1859 berbagi daerah jajahan dengan Hindia Belanda (pemerintahan kolonial VOC Kerajaan Belanda).
Tahun 1942-1945 pernah diduduki Pemerintahan Militer Kekaisaran Jepang. Akan tetapi sejak tahun 1945 kembali diduduki Portugal atas seijin sekutu. Tahun 1976 Timor Leste resmi menjadi Provinsi ke-27 Republik Indonesia hingga 1999 pada 30 Agustus 1999 ditetapkan sebagai hari penyelenggaraan pemungutan suara Referendum Rakyat Timor Timur berjumlah 450 ribu penduduk. Apakah tetap bergabung ke Indonesia atau merdeka?. Dan pada 4 September 1999 Sekjen PBB Koffi Annan mengumumkan bahwa hasilnya 78,5% pro merdeka, 21% memilih otonomi dan tetap bergabung ke Republik Indonesia (RI) dan sisanya bergabung ke Portugal.
Kemudian pada 20 Mei 2002 ditetapkan sebagai hari kemerdekaan negara Republik Demokratik Timor Leste dengan Presiden Xanana Gusmao. Tahun 2006 Timor Leste mengadakan perjanjian dengan Australia The ‘Certain Maritime Arrangements in the Timor Sea‘ (CMATS) tentang tambang gas dan minyak di Laut Timor.
Tetapi sejak tahun 2004 Timor Leste terlibat perang dingin dengan Australia karena merasa dicurangi dalam membantu pembangunan dan hasil tambang Minyak dan Gas (Migas) Laut Timor hingga dibawa sengketa antar Negara (Mahkamah Internasional/ PBB di Den Haag Belanda) sejak tahun 2015. Dan tahun 2007 Timor Leste membatalkan secara sepihak perjanjian CMATS.
Presiden Timor Leste Pertama Tahun 1975 dari Fretilin Francicus Xavier de Amaral ditangkap dan ditahan, hingga 1976 saat dibebaskan ABRI dan mendirikan Partai baru ASDT. Paglima perang Fretilinnya sendiri dianggap berkhianat Aquiles diduga dibunuh atau hilang dihutan. Hampir 50 ribu hingga 80 ribu rakyat anti Komunis Fretilin dibantai/ dibunuh dan hilang.
Tentara Fretilin sendiri berkekuatan 200 ribu tentara milisi. Dan saat perang saudara Fretilin dan tentara Portugal dengan tentara Pro Indonesia (milisi) dibantu ABRI masa periode 30 November 1975 hingga 20 September 1995 diduga ada 183 ribu orang terbunuh, sehingga Dewan Keamanan PBB membentuk Pasukan Perdamaian PBB Interfet (International Force UN for East Timur).
Bahasa resmi negara Timor Leste menggunakan bahasa Portugis dan bahasa Tetun dengan mata uang Dolar AS. Pangan dan sumber bahan baku tergantung dari Australia dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk Agama resmi negara Timor Leste adalah Kristen Katolik sebanyak 90%, Kristen Protestan 5% dan Islam 3%. Lagu kebangsaan negara Patria (Tanah Air) karya Francisco Borja de Costa. Sensus penduduk tahun 2022 terdata 1.340.434 jiwa. Pendapatan perkapita 2.741,39 US$ pertahun 2022 menurut Bank Dunia.
Perkembangan kerjasama Internasional, antara Indonesia dan Timor Leste adalah membantu Timnas sepakbola Timor Leste diterima menjadi anggota Association Football Asian (AFC) sejak tahun 2002, Piala Asia 2004, dan Piala AFF (Regional piala ASEAN) 2004, dan SEA GAMES pada 2004.
Sedangkan Timor Leste secara resmi menjadi anggota ke-11 Asean (Association of Souttheast Asian Nations) pada 11 November 2022 saat KTT Asean di Phom Penh Kamboja. Timor leste resmi mendaftar sebagai anggota Asean sejak tahun 2011, walaupun sejak Tahun 2002 semua negara Asean mengakui kemerdekaan Timor Leste.
Tahun 2005 diterima menjadi anggota Asean Regional Forum “Treaty of Aminity and Cooperation”. Alasan Timmor Leste baru resmi menjadi anggota Asean ke-11 tahun 2022, karena ada penolakan dari Singapura dan Laos, karena Timor Leste secara Gross Domestic Product (GDP) sangat rendah, dikhawatirkan membebani keuangan Asean.
Meskipun 2 Juli 2002 di Jakarta resmi dibukanya hubungan diplomatik Indonesia -Timor Leste dengan ditandatangani Joint Communique Concerning Diplomations Relations between The Republik of Indonesia and the Democtaric Republik of East Timor, antara Presiden Megawati Soekarnoputri dengan Xanana Gusmao pada 19 Agustus 2011, dan ditandatangani persetujuan kerjasama pertahanan Indonesia dengan Timor Leste di Indonesia.
Tahun 2013 Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak mendatangi Presiden Susilo Bambang Yudhuyono di Istana Merdeka, mereka membicarakan hubungan kerjasama ekonomi dan investasi (Indonesia di Timor Leste) dan membantu Timor Leste menjadi anggota Asean.
Di Istana Bogor, pada 19 Juli 2022. Presiden Joko Widodo dan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menandatangani perjanjian kerjasama di bidang Ekonomi dan investasi, Transportasi dan pembukaan pos lintas batas Negara, antara RI dengan Timor Leste.
Dalam hubungan konflik terbuka Indonesia dan Timor Leste sempat terjadi, tentang daerah perbatasan antar negara, berdasarkan Konvensi Traktat tahun 1904 dengan PCA Tahun 1914.
Tawuran antar Desa di batas negara terjadi pada 31 Juli 2012, antara penduduk Desa Haumei Ana Bikomi Utara, kabupaten Timor Tengah Utara NTU (RI) dengan penduduk dusun Passabbe Distrik Oecussi Timor Leste disebabkan, pembangunan Kantor Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina milik (Timor Leste) di wilayah daerah hijau RI.
Timor Leste dan 14 Oktober 2013 tawuran antara warga Nelu NTT dengan warga Leobatan Timor Leste, dimana TNI Satgas Pamtas sempat saling tembak dengan Cipol polisi perbatasan Timor Leste akibat ada dugaan penduduk Leobatan mengambil 19 ekor sapi yang masuk wilayah Timor Leste. Penyebab utama konflik antara Indonesia dengan Timor Leste :
1. Belum tuntasnya deliminasi perbatasan antara dua negara walaupun ada Nota Kesepahaman Tahun 2005 dilokasi :
a. Antara dusun Noelbesi Citrana desa Netemnanu Utara Antoang Timur Kabupaten Kupang NTT dengan distrik Oecussi dimana daerah persawahan sungai Noelbesi
b. Antara dusun Bijaelsunan Oben kabupaten Timor Tengah Utara NTT dengan distrik Oecussi sepanjang 2,6 km (42,7 ha dimana 489 bidang lahan tanah)
c. Antara dusun Delomil Memo Kabupaten Belu NTT dengan distrik Bobonaro sepanjang 2,2 km (41,9 ha sepanjang sungai).
2. Perebutan daerah netral antara penduduk indonesia dan Timor Leste.
3. Dendam perang saudara pasca referendum antara milisi pro Integrasi dengan tentara Fretilin.
4. Banyaknya jalan tikus untuk penyelundupan barang antar kedua negara dimana barang dari Indonesia harganya tinggi bila dijual resmi di Timor Leste.
Keuntungan kerugian Provinsi Timor Timur menjadi negara Republik Demokratik Timor Leste bagi Indonesia adalah :
1. Dampak bagi APBN Indonesia berkrang dan tidak lagi terbebani dengan Dana Proyek Pembangunan Timor Timur dan bantuan DAK DAU bagi APBD Timor Timur lagi.
2. Nama Indonesia bisa dipulihkan citra RI yang selalu dikritik tentang HAM rakyat Timor Timur dan daerah opedari luar negeri rasi militer TNI (d/h ABRI), terutama akibat penembakan 273 orag tewas pro merdeka akibat kerusuhan Santa Cruz Dili 12 November 1991 saat demontrasi penuntutan keadilan hukum kematian Sebastio Gomes.
3. Tidak ada laginya tekanan publik politik dan embargo senjata akibat penindasan HAM dan daerah operasi militer TNI.
4. Menjaga keutuhan NKRI karena rakyat Timor Timur merasa berbeda dengan RI dimana berbeda keturunan ras Melayu Polynesia dan kultur budaya lebih Portugis.
5. Kehilangan konsensi minyak bumi dan gas alam di Laut Timor bagi Pertamina dan PGN.
6. BUMN Indonesia berinvestasi lebih bebas mencari keuntungan korporat.
7. Memancing keingian merdeka bagi rakyat Papua dengan mendirikan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organinisasi Papua Merdeka yang kita sebut teroris Kelompok Kriminal Bersenjata walaupun provinsi Irian Jaya dimekarkan menjadi Provinsi Papua beribu kota Jayapura, Papua Barat beribukota kota Manokwari, Provinsi Papua Selatan beribukota kota Merauke, Provinsi Papua Tengah beribukota kota Nabire, Provinsi Papua Pegunungan beribukota kota Jayawijaya, dan Provinsi Papua Barat Daya kota Sorong.
8. Pecahnya komunikasi persaudaraan kerabat dan putusnya hubungan perkawinan rakyat Timur Timor sendiri dan sering terjadi tawuran antar warga desa perbatasan negara.
9. Tergantungnya hasil bumi dan kebutuhan sembako dari NTT karena ketidakdayaan hasil sumber alam dan pengangguran yang tinggi di Timor Leste,” hal itu diungkapkan secara rinci oleh Dr. Kurnia Zakaria selaku pakar hukum dan juga Dosen Universitas Bung Karno pada Rabu, 18 Januari 2023.
(Rohman)
Komentar