Pati – Cakranusantara.net | Kegiatan Pasopati terlihat sepi dan pasif, sehingga menjadi sorotan oleh sejumlah Mantan Kepala Desa (Kades) yang merupakan pendiri dan memperjuangkannya. Serta sudah banyak membuahkan kerja nyata dalam memperjuangkan hak-hak Desa, Minggu (18/6/203).
Oleh sebab itu, para pendiri terus menyoroti kinerja Pasopati yang sekarang seakan mati suri. Hal itu sangat disayangkan oleh pendiri Pasopati, namun hal tersebut di sanggah oleh ketua Pasopati. Lantaran, menurutnya itu ada alasan tersendiri.
Ketua Pasopati, Pandoyo yang juga Kades Tegalharjo, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati menjawab atas terbitnya berita dari sejumlah media online (Medol), jika Pasopati dikatakan “Mati Suri” itu sangat tendensius.
“Pasalnya, Pasopati saat ini menjadi kiblatnya kepala desa seluruh Indonesia, dimana ia sendiri selaku ketua Aktif Pasopati dan juga didaulat menjadi Ketua Kades Indonesia Bersatu (KIB),” bantahnya.
Kades se-Indonesia telah mempercayakan kepadanya, untuk tampil sebagai komandan, dalam perjuangan mengembalikan daulat desa. Selain itu, besok malam juga ada jadwal ketemu dengan ketua persatuan pengurus perangkat desa seluruh Indonesia (Papdesi)
“Untuk berkomunikasi bagaimana caranya bisa saling bahu-membahu terkait dengan upaya pemberdayaan desa, yang di naungi dengan Undang-Undang dan juga regulasi yang memberikan ruang adanya kreatifitas dari perangkat desa, termasuk pengurus PPDI pusat juga ikut dalam pertemuan tersebut,” lanjutnya.
Ketua RT dan RW se-Kabupaten Pati saat ini juga telah berkoordinasi dengannya, terkait bagaimana Pemerintah Desa (Pemdes) itu mendapat proporsi yang baik dari sisi program maupun pembiayaan dalam rangka memberdayakan dan memajukan serta memakmurkan desa dan Masyarakatnya.
“Rencana pertemuan para tokoh besar itu, Pandoyo tidak menyebutkan jadwal tepatnya, baik tempat maupun waktu secara rinci,” tutup Pandoyo.
Sebelumnya, belum lama ini, para dedengkot pendiri Paguyuban Solidaritas Kepala Desa dan Perangkat Desa Kabupaten Pati (Pasopati), sindir dan kritik keras berjalanya kinerja Pasopati saat ini yang seolah mati suri, tak seperti saat pertama kali didirikan.
Sejumlah mantan Kepala Desa (Kades) pendiri Pasopati berkumpul di warung makan Penjawi dengan tema “Temu Kangen” sekaligus membahas kinerja Pasopati, dan sangat menyayangkan jika Pasopati kini tidak punya arah.
Saat itu, Karjono, mantan ketua Pasopati mengatakan, Pasopati dulu sangat kompak, berjuang untuk masyarakat, serta di kenal hingga ke tingkat Nasional.
“Pasopati dan Parade Nusantara juga sebagai pencetus dan Undang-undang Desa dan memperjuangkan adanya Dana Desa (DD) yang sampai saat ini dapat dirasakan diseluruh Indonesia,” jelas Karjono.
Senada, Selamet Widodo, S.H, yang akrab disapa Om Bob juga mengaku sangat prihatin dengan Pasopati saat ini, yang tak se sigrak saat eranya dulu, yang mana, meski tidak banyak keuangan.
“Akan tetapi setelah banyak keuangan dari para sesepuh, kok malah serasa memprihatinkan, yang dalam temu kangen ini kok muncul seperti ini,” keluh Om Bob.
Selanjutnya, seperti yang disampaikan Nardi terkait kasus Bumdesma, itu uang negara dibuat Bancakan, gak tau kemana, siapa yang harus menjadi penanggung jawab, serta kasusnya juga jalan ditempat. Lalu apa yang menjadi profit desa.
“Dari situ kita muncul keinginan, tokoh-tokoh (mantan-mantan kades) ini memunculkan sosok pemimpin baru ndak muluk-muluk lah. Minimal menjadi wakil bupati untuk menata membangun pemerintahan,” harap Om Bob.
Gambar hanya pelengkap bahan berita
(Rmn/ Tim)
Komentar
1 komentar