Religi – Cakranusantara.net | Rasulullah SAW mengingatkan tentang perkara akhir zaman dan pertanda-pertanda yang menyertainya. Sesuai dengan Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu (RA) :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سيَأتي علَى النَّاسِ سنواتٌ خدَّاعاتُ يصدَّقُ فيها الكاذِبُ ويُكَذَّبُ فيها الصَّادِقُ ويُؤتَمنُ فيها الخائنُ ويُخوَّنُ فيها الأمينُ وينطِقُ فيها الرُّوَيْبضةُ قيلَ وما الرُّوَيْبضةُ قالَ الرَّجلُ التَّافِهُ في أمرِ العامَّةِ.
Artinya: “Akan datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianat terhadap amanah yang diberi, orang-orang yang jujur dikhianati, dan ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu nabi ditanya, apa itu ruwaibidhah? Beliau nabi saw menjawab : orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”
Nabi saw tentang hal ini mengingatkan umatnya, dalam sebuah hadits :
قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِى زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِى يَفِرُّوْنَ مِنَ اْلعُلَمَاءِ وَاْلفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ : أُوْلَاهَا يَرْفَعُ اللهُ اْلبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ، وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا، وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ.
Artinya: Nabi saw bersabda : Akan datang suatu zaman menimpa umatku, mereka lari dari ulama dan fuqaha, maka Allah akan menurunkan tiga macam bencana kepada mereka.
Pertama, Allah akan mencabut keberkahan dari usahanya,
Kedua; Allah ta’ala menguasainya dengan penguasa yang zhalim kepada mereka,
Ketiga; mereka meninggal dunia tanpa membawa iman. (Syarah Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi Al-Bantani, halaman 20).
Dengan banyaknya ulama yang wafat, berarti Allah telah mulai mengangkat ilmu dari manusia (ummat islam). Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ.
Artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“[2]
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan ;
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻳﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻘﺒﺾ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺴﺎﺑﻘﺔ ﺍﻟﻤﻄﻠﻘﺔ ﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﻣﺤﻮﻩ ﻣﻦ ﺻﺪﻭﺭ ﺣﻔﺎﻇﻪ ، ﻭﻟﻜﻦ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺃﻧﻪ ﻳﻤﻮﺕ ﺣﻤﻠﺘﻪ ، ﻭﻳﺘﺨﺬ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺟﻬﺎﻻ ﻳﺤﻜﻤﻮﻥ ﺑﺠﻬﺎﻻﺗﻬﻢ ﻓﻴﻀﻠﻮﻥ ﻭﻳﻀﻠﻮﻥ.
Artinya: “Hadits ini menjelaskan bahwa maksud diangkatnya ilmu yaitu sebagaimana pada hadits-hadits sebelumnya secara mutlak. Bukanlah menghapuskannya dari dada para penghafalnya, akan tetapi maknanya adalah wafatnya para pemilik ilmu tersebut.
Apa yang akan terjadi?. Terjadi kelangkaan ulama-ulama yang betul-betul istiqamah dengan keilmuannya. Lalu mereka akan menjadikan manusia orang-orang bodoh (bodoh dengan iman) sehingga mereka memutuskan hukum dan kebijakan sesuai dengan keinginan nafsu politik mereka. Akhirnya mereka pun sesat dan menyesatkan orang lain (ummat).”
Dengan banyaknya para ulama yang diwafatkan allah tentu ada suatu usaha hendaknya oleh kita yang terus menyemangati ummat atau jamaah untuk terus mempelajari ilmu dan agama untuk mengamalkannya.
Shahabat Abdullah bin Mas’ud ra berkata ;
ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻊ ﻭﺭﻓﻌﻪ ﻣﻮﺕ ﺭﻭﺍﺗﻪ، ﻓﻮﺍﻟﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ ﻟﻴﻮﺩّﻥّ ﺭﺟﺎﻝ ﻗﺘﻠﻮﺍ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺷﻬﺪﺍﺀ ﺃﻥ ﻳﺒﻌﺜﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﻟﻤﺎ ﻳﺮﻭﻥ ﻣﻦ ﻛﺮﺍﻣﺘﻬﻢ، ﻓﺈﻥ ﺃﺣﺪﺍ ﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﺘﻌﻠﻢ.
Artinya: “Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut diangkat/ dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para periwayatnya/ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ulama. Sungguh tidak ada seseorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Namun ilmu itu tidak lain tentu didapat dengan cara belajar.”
Mari kita semakin semangat menuntut ilmu, menyebarkan dan mengamalkan dan mendajwahkannya karena hilangnya ilmu agama merupakan tanda-tanda akhir zaman dan dekatnya zaman fitnah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;
ﻳَﺘَﻘَﺎﺭَﺏُ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥُ ﻭَﻳُﻘْﺒَﺾُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﻭَﺗَﻈْﻬَﺮُ ﺍﻟْﻔِﺘَﻦُ ﻭَﻳُﻠْﻘَﻰ ﺍﻟﺸُّﺢُّ ﻭَﻳَﻜْﺜُﺮُ ﺍﻟْﻬَﺮْﺝُ.
Artinya: “Zaman saling berdekatan, ilmu dihilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebakhilan dilemparkan (ke dalam hati), dan pembunuhan semakin banyak.“
Termasuk tanda kiamat yang sudah cukup dekat adalah diangkatnya ilmu dan kebodohan yang merajalela.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;
ﻣﻦ ﺃﺷﺮﺍﻁ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﺃﻥ ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻳَﺜْﺒُﺖَ ﺍﻟﺠﻬﻞُ.
Artinya: “Termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan tetapnya kebodohan.“
Allah Ta’ala berfirman :
انما ﻳَﺨْﺸَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ ۗ.
Artinya: “Hanyalah yang memiliki khasy-yah (takut) kepada Allah dari kalangan hamba-hamba-Nya adalah para ‘ulama.” [Fathir : 28]
Marilah berdoa agar kita terhindar dari malapetaka fitnah hidup dan fitnah mati serta dahsyatnya kejahatan fitnah dajjal.
اللهم اني اعوذ بك من عذاب القبر ومن عذاب جهنم ومن فتنة المحيا والممات ومن شر فتنة المسيحد الدجال.
Artinya: “Ya allah aku berlindung denganMu dari siksa kubur, siksa jahannam, dan dari fitnah hidup dan mati serta dahsyatnya kejahatan fitnah dajjal”.
اَللهم بَارِكْ لَنَا فِى أَرْزَقِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى مَعِيْشَتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى بُيُوْتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى عُمْرِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى أُمُوْرِنَا.
Artinya: “Ya Allah berkahilah rizki-rizki kami, berkahilah kehidupan kami, berkahilah rumah-rumah kami, berkahilah umur kami, dan berkahilah urusan-urusan kami”.
اَللهم انْصُرْ سُلْطَانَنَا وَأُمَرَاءَنَا وَعُلَمآءَنَا إِمَامَ الْمُسْلِمِيْنَ نَصْرًا عَزِيْزًا دَائِمًا.
Artinya: “Ya Allah tolonglah penguasa-penguasa kami, pemimpin – pemimpin kami, ulama-ulama kami, sebagai pemimpin kaum muslimin dengan pertolongan yang banyak lagi kuat berketerusan”.
اَللهم اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ اَللهم اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ اَللهم اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.
Artinya: “Ya Allah sempurnakanlah keadaan akhir islam kami, keadaan akhir iman kami, dan akhirilah kami dengan akhir yang baik”.
(*/Red)
Komentar