oleh

Kadiv Propam Dilema, Sebagian Isi Rekaman CCTV di Hapus

 

Jakarta – Cakranusantara.net | Irjen Pol Ferdy Sambo Kepala Divisi Propam Mabes Polri Dilema, dimana saat sedang berpelukan dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran tampak terlihat menangis seakan menanggung beban berat atas kasus tertembaknya Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat.

Hal itu di ungkapkan oleh Kurnia Zakaria selaku pengamat kasus ini sekaligus Advokat di Ibukota Jakarta, Lanjut Kurnia, Dalam kasus tembak menembak di rumah singgah Kadiv Propam Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Kompleks Perumahan Polri Duren Tiga Pancoran Jakarta Selatan pada Jum’at (8/7/2022) yang lalu Pukul 17.00 WIB,” lanjutnya.

Peristiwa itu, diduga dimulai pelecehan Seksual Brigadir Yosua selaku Driver Kadiv Propam terhadap istri Kadiv Propam yang sedang isolasi mandiri di kamar tidur yang diduga menodongkan senjata pada sang ibu beranak empat itu (Ny. Drg. Putri Chandrawati Ferdy Sambo).

“Dengan kejadian itu, Istri Kadiv Propam dikabarkan Komisioner Komnas Perempuan sekaligus Psikolog Novita Trandy sedang dalam Trauma Psikis Berat, Depresi, susah tidur, dan menangis terus,” tambahnya.

Baca Juga: Fee 20 Persen, Bendahara P3A Desa Wonorejo Diduga di Pecat

Baca Juga : Uang Bumdesma dibuat Bancakan, Penanganan Lambat: Sisanya Kurang dari 2 Milyar

Baca Juga : Pengisian Perades Masih Menyisakan Luka Hati, Ada Dugaan Kongkalikong Hingga Jual Beli Jabatan

Sementara, Arman Hanis kuasa hukum mengharapkan empati kepada masyarakat, mengingat Psikis ke empat anak beliau juga secara psikologis tertekan oleh opini publik yang berkembang.

Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo sudah membentuk Tim Pencari Fakta Khusus Polri dibawah komando Wakapolri Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Irwasum Polri Komjen Pol. Budi Maryoto, Kabareskrim Polri Komjen Pol. Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Pol Ahmad Dopiri, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran, Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta, Kadokpol Polri, Kapuslabfor Polri, Kapusinafis, Asisten SDM Polri Irjen Wahyu Widada, Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo gagal mengadakan Rapat Analisa dan Evaluasi (Anev) hasil Penyelidikan Polres Metro Jakarta Selatan dibawah komandon Kapolres Kombes Pol. Budhi Herdhi Santoso,” ungkap Kurnia.

Kasus ini pasti menjadi Dilema Kadiv Propam karena menjadi taruhan nama baik Institusi Polri sebagai Aparat Penegak Hukum (APH), karena banyak kejanggalan dan rumor “liar” (opini publik).

“Opini liar publik itu, Istri Kadiv Propam diduga Selingkuh dengan Brigadir Yosua, Brigadir Yosua memeras istri Kadiv yang mempunyai rahasia dan hanya diketahui oleh Yosua sebagai Driver, dan Yosua kepergok sedang melakukan perbuatan percobaan perkosaan terhadap istri Kadiv Propam,” sambungnya.

Baca Juga; Kasus Baku Tembak Antar Anggota Polri Terus Jadi Perbincangan Publik

Masih lanjut Kurnia menyebutkan, Opini liar itu, tidak ada keterangan baik secara langsung maupun tidak langsung dari korban Putri Ferdy Sambo dan sang Pahlawan Bharada E?? Ditunjang dari kasus ini banyak timbul keanehan ;

1. Menkopolkam sekaligus Ketua Kompolnas memerintahkan Penyidikan secara terbuka dan perlu dibentuk Tim Pencari Fakta gabungan dari kalangan internal Mabes Polri dan eksternal Polri seperti Kompolnas dan juga Komnasham.

2. Kejadian itu baru diketahui masyarakat setelah pengumuman Karo Penma Divisi Humas Polri Irjen Pol Ahmad Ramadhan dan beberapa hari lagi Pengumuman hasil Penyelidikan Awal Polres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol. Budhi Herdhi Santoso yang berlawanan.

3. Hal aneh Brigadir J menembak 7 kali tidak ada yang mengenai sedangkan Bharada E menembak 5 kali semua tepat sasaran, dimana proyektil ditemukan dua didada, satu di lengan tangan, satu ditelapak tangan, dan 2 jari terputus.

4, Mayat Brigadir Yosua juga terdapat luka sayatan aneh dibagian muka dan dahi dekat mata dimana tidak ada tembakan yang mengarah ke kepala oleh Bharada E.

6. Ketua RT setempat mengaku tidak tahu ada kejadian baku tembak pada Jum’at (8/7/2022) di wilayah kerjanya, yang Ketua RT itu purnawirawan Perwira Tinggi (Petinggi) polisi, dan pada sabtu (9/7/2022) tidak diberitahu ada rekonstruksi di TKP hanya diberitahu ada kegiatan pertemuan dengan Divisi Propam Polri belaka karena ada keramaian di rumah singgah bukan di rumah dinas Kadiv Propam.

7. Ketua RT kaget dan kesal CCTV di kompleks itu kok diganti padahal tidak rusak dan rekaman dari 7-10 Juli 2022 tidak ada rekamannya (Diduga di hapus) di Posko Keamaman Kompleks Perumahan Polri Duren Tiga Jakarta Selatan.

5. Pistol yang digunakan Bharada E pasti dibawah standar pistol Brigadir Yosua, dan tidak mungkin Prajurit 2 lebih hebat daripada Sersan dalam hal menembak jitu.

8. Baru setelah 11 Juli ada police line di TKP dan penjagaan kompleks diperketat, wartawan dilarang mendekat dan bila ada yang ketahuan meliput rekamannya dirampas dan diperintahkan agar dihapus.

9. Masyarakat sekitar tidak pernah melihat ada mobil ambulance di hari Jum’at maupun hari sabtu yang keluar masuk kompleks polri duren tiga.

(RN/Red CN)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan