PATI – Cakranusantara.net | Bertempat di dukuh randangan makam Balekambang jejak siar Islam sangat kuat auranya, dipinggiran kali sendang atau kedung mata air Desa Semirejo, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terdapat makam mbah Sunan Kuning merupakan trah dari Mataraman .
Kades Semirejo Didik Sutriyanto, S.T dalam sambutannya menyapaikan, bahwa Haul Sunan Kuning di dukuh Randangan ini adalah demi melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur, agar masyarakat selalu nguri-uri apa yang telah menjadi cagar budaya ini sebagai kearifan lokal yang telah mengakar, khusus warga Desa Semirejo itu sendiri, untuk selalu terus dilestarikan,” tuturnya.
Oleh Rudi subiyanto sebagai sebagai salah satu keturunan trah keluarga dari Sunan Kuning, jejak sejarah makam tersebut saat ini oleh warga setempat direnovasi kemudian di uri-uri sebagai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur sebagai cagar budaya yang harus dirawat oleh anak cucu serta turun-temurun.
Tahun 1443 Hijriah, tepatnya pada bulan besar ini digelar Haul Sunan Kuning ke lima kalinya atau yang warga akrab menyapanya dengan sebutan Mbah Sunan Kuning, adalah sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang dilimpahkan selama ini.
“Bahwa keberadaan makam keramat Sunan Kuning adalah wujud dan manifestasi akan jejak syiar islam sudah menjadi hegemoni warga setempat, bahwa beliau menjadi sosok spiritual dan penyebar agama islam pada masanya,” tuturnya.
Sejarah dan Silsilah mbah Sunan Kuning :
Silsilah dari pangeran Ronggo Joyo Kusumo adalah putra sunan Prabu Amangkurat dari Raja Surakarta, yang lebih dikenal sebagai Sunan Kuning. Dan deretan makam yang pertama Ronggo Joyokusumo I berjuluk Sunan Kuning kemudian makam pangeran Hadi Joyokusumo masih kerabat dari Mataram, yang ke III pangeran Ronggo Joyokusumo II atau pangeran Anom atau Bupati ke dua di randangan adalah putra dari Sunan Kuning dan makam yang belum dibangun adalah anak daripada pangeran Ronggo Joyokusumo pertama’ bernama Raden Dono Joyokusumo beserta istrinya Raden Ratu Ayu Gumilang Kencono.
Jejak makam keramat ini masih meninggalkan petilasan berupa sendang agung Tirto Kencono, langgar Kambang Ayun Pasujudan yang konon airnya dari sendang tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit dan mampu mengangkat derajat pangkat seseorang.
Rasa wujud syukur inilah dimeriahkan oleh Drum Band (gema nada swara) dari MTs Manba’ul Huda dari Pundenrejo Tayu, TPQ An Nur, fatayat NU, RA Nurul Ma’arif dan gunungan. Harapan dari ketua panitia Rudi Subiyanto bahwa masyarakat setempat khususnya desa Semirejo mendapatkan pintu berkah hidayah karomah mbah Sunan Kuning. Dan masyarakat Indonesia pada umumnya ditahun ini mendapatkan hidahayah, diberi keberkahan setelah melewati masa sulit pandemi, sehingga diberikan kesehatan, kerejekian pintu kemakmuran untuk bangsa dan negara Indonesia,” sambungnya.
Sedangkan makna dari janur kuning yang menghiasi makam tersebut adalah jalan menuju Nur atau cahaya kesejatian, cahaya menuju cahaya illahi karena maknawi Haul ini menuju Rahmatan lil Alamin atau Rahmat Semesta Alam,” tutupnya.
(Mh-CN)
Komentar